Masjid Tiban Malang, Benarkah Masjid Turen Dibangun Semalam?

Sejarah Masjid Tiban Malang

Masjid Tiban Malang menarik perhatian publik dengan arsitektur indah dan keunikan yang memancing rasa ingin tahu. Keberadaannya yang tiba-tiba muncul memunculkan kisah menarik yang menarik perhatian masyarakat. Tetapi, apakah cerita ini benar?

 

Masjid Tiban Malang

Masjid Tiban Malang menjadi daya tarik tersendiri bagi pengunjung, terutama wisatawan yang berkunjung ke Kota Malang, Jawa Timur. Dengan perpaduan arsitektur dari berbagai peradaban dunia, masjid yang megah ini telah menjadi destinasi wisata religi yang diminati oleh pelancong dari seluruh Indonesia.

Masjid Tiban Turen Malang
Masjid Tiban Turen Malang

Tak hanya pesona bangunan yang menawan, namun ada cerita menarik yang melingkupi Masjid Tiban Malang. Menurut cerita yang tersebar luas, konon masjid ini dibangun dalam semalam berkat campur tangan makhluk gaib bernama jin. Kisah ini tentu saja mengundang rasa penasaran tinggi dari masyarakat yang mendengarnya.

Mari kita temukan jawabannya dengan menjelajahi beberapa fakta menarik seputar Masjid Tiban Malang. Dengan demikian, kita dapat mengkonfirmasi apakah cerita yang menyertainya merupakan kenyataan atau sekadar mitos semata.

Lokasi Masjid Tiban Malang

Jika Anda sebelumnya mengira bahwa Masjid Tiban Malang terletak di pusat kota, anggapan tersebut ternyata tidak akurat. Terletak di tengah perkampungan, lebih tepatnya di Jl. KH. Wachid Hasyim, Gang Anggur No.17, Sananrejo, Kec. Turen, Kabupaten Malang, Jawa Timur, masjid ini menjadi bagian dari Pondok Pesantren Salafiyah Bihaaru Bahri ‘Asali Fadlaailir Rahmah (Bi Ba’a Fadlrah).

Meski berada di perkampungan, menemukan masjid ini tidak sulit. Jika menggunakan kendaraan pribadi, opsi ini memberikan kenyamanan dengan kemampuan mengatur waktu dan perjalanan sendiri.

Namun, jika memilih transportasi publik, rute tersedia untuk membawa Anda ke Masjid Tiban Malang. Dari pusat Kota Malang, misalnya, Anda dapat naik angkutan kota (angkot) jurusan AG atau LG yang akan membawa Anda hingga Terminal Gadang (Hamid Rusdi).

Dari Terminal Gadang, perjalanan dapat dilanjutkan dengan menaiki bus rute Malang – Turen – Dampit. Di dalam bus, Anda hanya perlu memberi tahu awak bus untuk menurunkan Anda di Masjid Tiban Malang. Supir akan menjemput Anda di lokasi yang tidak jauh dari jalan masuk ke kawasan tersebut.

Setelah turun dari bus, pilihan transportasi selanjutnya adalah ojek. Anda dapat langsung menyewa ojek yang berada di jalan masuk menuju Masjid Tiban Malang. Disarankan untuk mencatat nomor ponsel tukang ojek agar bisa dihubungi saat Anda ingin kembali ke tempat semula.

Sejarah Masjid Tiban Malang

Kehadirannya yang muncul begitu saja memicu berbagai cerita di kalangan masyarakat, menyebarkan rumor bahwa Masjid Tiban Malang didirikan dalam semalam dengan bantuan jin. “Tiban” dalam bahasa Jawa berarti “jatuh,” memberikan makna bahwa masjid ini muncul secara tiba-tiba di tengah masyarakat.

Masjid Tiban Malang
Sejarah Masjid Tiban Malang

Dikenal juga dengan sebutan Masjid Jin atau Masjid Ajaib, semua nama ini merujuk pada cerita yang beredar luas tentang keberadaan kekuatan gaib dalam proses pembangunan Masjid Tiban Malang. Namun, penting untuk dicatat bahwa cerita ini sebenarnya tidak benar dan hanya merupakan hoaks semata.

Masjid ini sebenarnya merupakan bagian dari Pondok Pesantren Salafiah Bihaaru Bahri Asali Fadlaailir Rahmah, atau yang lebih dikenal sebagai Bi Ba’a Fadlrah, yang diasuh oleh KH. Ahmad Bahru Mafdlaluddin Shaleh.

Pondok pesantren ini berdiri sejak tahun 1963 oleh Romo Kiai Ahmad, dan lokasinya dipilih di Turen setelah pertimbangan melalui salat Istikharah. Awalnya, kompleks kediaman Romo Kiai Ahmad menjadi lokasi Pondok Pesantren Bi Ba’a Fadlrah.

Pada tahun 1987, dimulailah pembangunan Masjid Tiban ini secara bertahap, dan proyek ini berlanjut hingga tahun 1992. Meskipun menghadapi kontroversi terkait surat Izin Mendirikan Bangunan (IMB), pembangunan masjid tetap berlanjut.

Pembangunan Masjid Tiban Malang Yang Tak Kunjung Usai

Meskipun terjadi krisis moneter pada tahun 1998, pembangunan Masjid Tiban Malang tetap berlanjut, bahkan hingga saat ini kompleks pondok pesantren seluas 8 hektar ini masih terus dibangun tanpa tanda-tanda selesainya.

Isu kontroversial seputar pembangunan masjid yang dilakukan dalam waktu singkat berhasil ditepis oleh pihak pondok pesantren. Faktanya, pembangunan Masjid Tiban dilakukan secara bertahap dan memakan waktu bertahun-tahun.

Seluruh proses pembangunan, mulai dari pembuatan batu bata, hiasan masjid, hingga pencampuran pasir-semen, dilaksanakan secara manual oleh santri-satri yang belajar di Masjid Tiban. Desas-desus tentang bantuan jin kemungkinan berasal dari kekagetan sebagian masyarakat yang tiba-tiba menemukan adanya Masjid Tiban Malang tanpa mengetahui proses pembangunannya.

Pihak pondok pesantren menjelaskan bahwa di sekitar kawasan masjid terdapat pohon kelapa yang menjulang tinggi, menyebabkan proses pembangunan Masjid Tiban Malang tidak terlihat. Pembangunan baru terlihat dari luar ketika mencapai lantai 5, yang membuat sebagian masyarakat di wilayah Turen merasa bingung.

Hingga saat ini, proses finishing masih terus dilakukan pada bangunan Masjid Tiban Malang, karena masih terdapat banyak area yang belum selesai dibangun. Meskipun begitu, banyak orang dari berbagai wilayah tetap mengunjungi masjid ini untuk wisata religi.

Arsitektur Masjid Tiban Malang

Masjid Tiban Malang memukau dengan keanggunan dan keagungannya. Dengan total 10 lantai, masjid ini dirancang untuk berbagai fungsi yang berbeda. Lantai 1-4, misalnya, digunakan sebagai tempat ibadah dan kegiatan sehari-hari para santri.

Arsitektur Masjid Turen Malang
Arsitektur Masjid Turen Malang

Lantai 5-6 Masjid Tiban Malang menawarkan ruang keluarga yang nyaman. Di lantai 7-8, terdapat area pertokoan yang dikelola oleh santriwati dan menyediakan kebutuhan para santri. Sementara itu, lantai 9 masih dalam tahap finishing, dan lantai 10 berfungsi sebagai rooftop yang sering dijadikan tempat berpose oleh pengunjung.

Keunikan Masjid Tiban Malang terletak pada pembangunannya yang dilakukan tanpa sentuhan seorang arsitek. Semua elemen yang terdapat di masjid ini murni berasal dari arahan Romo Kiai Ahmad yang memperoleh petunjuk melalui salat Istikharah.

Desain arsitektur Masjid Tiban Malang merupakan perpaduan gaya Timur Tengah, India, Eropa, dan Tionghoa. Ornamen-ornamen yang mencerminkan ketiga kebudayaan tersebut memberikan tampilan unik dan berbeda dari masjid-masjid pada umumnya.

Ketika memasuki kawasan Masjid Tiban Malang, Anda akan disambut oleh hiasan ornamen dan kaligrafi berkeramik biru-putih pada bagian eksterior masjid. Perpaduan warna tersebut mencolok, mirip dengan guci asli dari Tionghoa.

Interior masjid tak kalah indahnya, dihiasi oleh keramik dan kaligrafi mirip dengan masjid-masjid di Timur Tengah. Suasana seperti berada dalam goa dapat dirasakan melalui ruangan yang dihiasi ukiran semen.

Setiap lantai dan ruangan di dalam Masjid Turen Malang memiliki desain yang unik namun tetap harmonis. Ruang utama masjid dilengkapi dengan taman yang luas dan sebuah akuarium berisi ikan air tawar.

Menjelajahi setiap sudut Masjid Turen Malang, Anda akan terkesima oleh gaya arsitektur yang menakjubkan. Ribuan potongan keramik yang menghiasi hampir seluruh dinding masjid, bersatu dengan ornamen khas budaya dari berbagai negara.

Fasilitas Dan Aktivitas Masjid Tiban Malang

Masjid Turen Malang, meski awalnya dikenal sebagai tempat ibadah, kini telah meluas sebagai destinasi wisata religi yang sangat menarik. Terutama di Jawa Timur, khususnya di Malang, masjid ini menjadi salah satu spot wisata religi unggulan.

Toko Souvenir Masjid Tiban Malang
Toko Souvenir Masjid Tiban Malang

Demi memberikan kenyamanan kepada pengunjung, pengelola Masjid Tiban Malang menyediakan berbagai fasilitas, antara lain:

  • Area parkir yang luas.
  • Toilet dan kamar mandi yang bersih dan representatif.
  • Ruang ibadah utama yang luas dan indah.
  • Toko-toko yang menjual barang kebutuhan harian dan suvenir.
  • Warung-warung penjaja makanan dan minuman.
  • Spot foto yang estetis.

Berkunjung ke Masjid Tiban Malang tidak memerlukan tiket masuk. Hanya biaya parkir yang perlu dikeluarkan, dengan tarif Rp2.000 untuk sepeda motor dan Rp5.000 untuk mobil.

Masjid Turen Malang terbuka untuk umum sepanjang waktu 24 jam. Disarankan untuk datang ketika tiba waktu salat atau adzan berkumandang, sehingga dapat ikut serta dalam kegiatan ibadah bersama para kiai dan santri.

Selain melaksanakan ibadah sholat, membaca Al-Qur’an, dan berzikir, pengunjung dapat mengeksplorasi setiap ruangan hingga ke bagian rooftop masjid ini. Ada banyak kegiatan positif yang dapat dijalankan selama berada di lingkungan Masjid Tiban Malang.

Next >> Masjid Agung Semarang Seperti Masjid Nabawi di Madinah

Baca Juga Review Lokasi Dibawah Ini
Rekomendasi 95 Hotel di Batu Malang Murah dan View Bagus

Rekomendasi 95 Hotel di Batu Malang Murah dan View Bagus

Masjid Agung Sunda Kelapa: Banyak Jajanan Enak Saat Puasa

Masjid Agung Sunda Kelapa: Banyak Jajanan Enak Saat Puasa

Masjid Cut Meutia, Peninggalan Zaman Penjajahan Belanda

Masjid Cut Meutia, Peninggalan Zaman Penjajahan Belanda

Tempat Buka Puasa Di Malang, Tempat Bukber Di Malang Murah

Tempat Buka Puasa Di Malang, Tempat Bukber Di Malang Murah

Sejarah Masjid Raya Bandung Dulunya Masjid Agung Bandung

Sejarah Masjid Raya Bandung Dulunya Masjid Agung Bandung

Masjid Agung Semarang Seperti Masjid Nabawi di Madinah

Masjid Agung Semarang Seperti Masjid Nabawi di Madinah

Don`t copy text!