Sejak tahun 1950, Gudeg Yu Djum telah menjadi ikon kuliner khas kota Yogyakarta. Keunikan rasa gudegnya berasal dari bahan-bahan pilihan dan berkualitas tinggi, yang melalui proses memasak secara tradisional sesuai dengan resep asli yang tetap dijaga hingga saat ini.
Dikelola dengan profesionalisme dan penuh komitmen terhadap kepuasan pelanggan, Gudeg Yu Djum menjadi destinasi utama bagi pecinta kuliner khas kota Jogja dari berbagai kalangan.
Gudeg Yu Djum 167 telah meraih Sertifikat Halal dari MUI dengan nomor ID34110003658460223. Ini adalah wujud dari komitmen Gudeg Yu Djum Wijilan 167 untuk menjamin kehalalan setiap bahan baku dan produk yang disajikan kepada konsumen.
Telur yang digunakan berasal dari telur bebek asli, yang dipilih dengan teliti, kemudian diolah dengan bumbu resep tradisional. Inilah yang menciptakan kelezatan Gudeg yang khas, dan keasliannya telah terjaga sejak dulu hingga kini. Krecek, yang menggunakan kulit sapi sebagai bahan utamanya, merupakan produk unggulan dari pemasok lokal. Proses masaknya mengikuti resep asli turun temurun dari Yu Djum.
Gudeg Yu Djum memilih daging ayam kampung dari pemasok lokal, yang diantar setiap hari untuk memastikan kualitas dan kesegaran daging yang dihasilkan. Nangka muda, sebagai bahan utama Gudeg, dipilih dari prembun dan dipanen pada tingkat kematangan yang tepat, memberikan cita rasa dan tekstur yang unik.
Untuk menyempurnakan hidangan, mereka menyajikan nasi dari beras pilihan berkualitas tinggi, dimasak secara langsung untuk memberikan pengalaman rasa yang istimewa saat dinikmati.
Gudeg Yu Djum berawal dari langkah Ibu Djuwariyah (Yu Djum) pada tahun 1950. Saat itu, Yu Djum membuka lapak kecil di sebelah selatan Plengkung Wijilan, hanya dengan meja dan kursi sederhana. Dapur tempat memasak Gudegnya terletak di daerah Mbarek, Jl. Kaliurang km 4,5. Dengan gigih, setiap hari Yu Djum berjualan naik becak, mengumpulkan modal untuk membeli tanah dan membangun rumah.
Pada tahun 1985, warung makan Gudeg Yu Djum berdiri kokoh di Wijilan. Kini, Gudeg Yu Djum memiliki dua cabang dengan manajemen terpisah, yakni Gudeg Yu Djum Pusat dan Gudeg Yu Djum Wijilan 167. Gudeg Yu Djum Pusat merupakan dapur asli Gudeg Yu Djum di Mbarek yang telah mengakar sejak awal.
Dalam merintis usahanya, Djuwariyah terkenal sebagai seorang pekerja keras yang tidak pernah menyerah. Bahkan, ketika usianya mencapai 85 tahun, semangatnya untuk bekerja di warung masih tetap menyala. Pada tahun 2016, Yu Djum berpulang pada usia 87 tahun.
Meski begitu, kepergian Yu Djum tidak menghentikan langkah besar dari usaha kuliner yang telah dibangunnya. Nama Gudeg Yu Djum yang telah mapan kemudian dilanjutkan oleh generasi penerusnya, yaitu anak-anaknya.
Dibalik kesuksesan Gudeg Yu Djum, terdapat cerita unik tentang Suwandi Dharmosuwarno, suami Yu Djum, yang merupakan seorang ahli masak.
Meskipun jarang mendapat sorotan publik, Suwandi memiliki peran penting karena dahulu kala, dialah yang bertanggung jawab dalam proses memasak gudeg, sementara Yu Djum mengurus penjualan. Sebelum terlibat dalam usaha menjual gudeg, Suwandi adalah seorang tentara dengan keahlian memasak yang luar biasa. Dapat dikatakan bahwa dialah yang menjadi “chef” di dapur Gudeg Yu Djum.
Terletak di jalan Wijilan No.167 Yogyakarta, Gudeg Yu Djum Wijilan memilih lokasi yang strategis di pusat kota, dekat dengan area wisata seperti Kraton Jogjakarta dan Wisata Kuliner Gudeg Wijilan. Tempat ini menawarkan kenyamanan dan fasilitas lengkap dengan konsep modern, menjadikannya pilihan ideal untuk menikmati kuliner khas Yogyakarta.
Gudeg Yu Djum Pusat, dapur sekaligus warungnya, menyambut pengunjung sejak pukul 5 pagi. Selain menikmati kelezatan gudeg, pengunjung berkesempatan melihat secara langsung proses memasaknya. Semua dilakukan dengan metode tradisional, menggunakan api dari kayu bakar yang memberikan sentuhan khas pada setiap hidangan. Nikmati pengalaman unik ini sambil menikmati hidangan lezat Gudeg Yu Djum.
Nasi Gudeg disajikan secara istimewa dengan nasi yang dicampur kuah santan kental (areh), disertai dengan ayam kampung, telur, tempe, tahu, dan sambal goreng krecek. Pengalaman menikmati Nasi Gudeg ini biasanya lebih nikmat saat dinikmati langsung di tempat, baik bersama teman atau keluarga, menambah kehangatan dan kelezatan hidangan tersebut.
Gudeg Besek, sebuah bagian istimewa dalam hidangan Gudeg, dibungkus dengan menggunakan wadah besek yang terbuat dari anyaman bambu. Setiap porsi Gudeg Besek memuat kelezatan sambal goreng krecek, ayam, semur telur, dan areh santan. Penggunaan besek tidak hanya memberikan sentuhan unik pada penyajian, tetapi juga memperkaya cita rasa Gudeg tersebut.
Gudeg memiliki penyajian khas yang unik, di mana berbagai komponen Gudeg ditempatkan dalam kendil (kuali tanah liat). Kendil ini berisi Gudeg (sayur nangka), telur, ayam, dan krecek (sambal goreng kulit sapi). Dengan penyajian ini, setiap elemen Gudeg dapat menyatu dalam citarasa yang istimewa, menciptakan pengalaman kuliner yang tak terlupakan.
Selain nikmat dinikmati di tempat, Gudeg Yu Djum menawarkan Gudeg Kaleng sebagai pilihan oleh-oleh khas Jogja yang tidak hanya lezat tetapi juga praktis. Seiring dengan Gudeg yang biasa dibungkus besek atau kendil, Gudeg Yu Djum kini menghadirkan opsi Gudeg Kaleng.
Keberadaan Gudeg Kaleng ini memberikan kemudahan praktis dan kebersihan, ideal untuk dibawa saat bepergian di luar Jogja. Selain itu, Gudeg Kaleng dapat bertahan hingga 1 tahun jika belum dibuka, dan setelah dibuka, disarankan untuk segera dikonsumsi dalam waktu 24 jam.
Gudeg Yu Djum Wijilan 167
Jl. Wijilan No.167, Panembahan, Kecamatan Kraton, Yogyakarta (Map)
Gudeg Yu Djum Stasiun Tugu Yogyakarta
Stasiun Kereta Api Tugu Yogyakarta – Area parkir selatan.
Buka jam 06:00 s/d 21:00 WIB
Gudeg Yu Djum Bandara YIA, COFFE & RESTO
Jl. Wates – Purworejo Km.12 Melangsen, Palihan, Taman, Kulonprogo
Gudeg Yu Djum Pusat, dapur utama dan warung kuliner tradisional Yogyakarta, berawal dari perjuangan seorang wanita tangguh bernama Djuwariyah, yang lebih akrab dipanggil “Yu Djum”, sejak tahun 1951.
Yu Djum berasal dari keluarga yang sudah terjun dalam bisnis kuliner khas Jogja, khususnya Gudeg. Sejak masa remaja, impian Yu Djum adalah memiliki warung makan Gudeg sendiri. Dengan tekad bulat, ia memulai langkahnya dengan menjual rumput untuk pakan ternak tetangganya sebagai modal awal untuk membeli peralatan dan segala kebutuhan memasak Gudeg.
Pertama kali Gudeg buatan Yu Djum dijajakan di Kampung Widjilan, di sebelah selatan Pelengkung Widjilan. Waktu itu, hanya sebuah lapak sederhana dengan meja dan kursi. Dapur tempat memasak Gudeg berada di Kampung Karangasem – Mbarek, Jalan Kaliurang KM 4,5 CT III/22.
Yu Djum tak kenal menyerah dalam menjual Gudegnya, dengan menggunakan becak untuk pulang-pergi, sedikit demi sedikit terkumpul modal untuk membeli tanah dan bangunan rumah. Pada tahun 1985, warung makan Gudeg Yu Djum dibuka di Widjilan.
Nama “Yu Djum” muncul dari panggilan para pelanggan yang sering memanggilnya “Yu”, singkatan dari “mbakyu” (panggilan untuk wanita tua dalam bahasa Jawa), dan “Djum” yang merupakan nama singkat dari Ibu Djuwariyah sendiri.
Seiring berjalannya waktu, Gudeg Yu Djum semakin dikenal oleh masyarakat Jogja dan sekitarnya. Pada tahun 1993, dapur utama di Kampung Karangasem dijadikan warung makan untuk berjualan Gudeg, dan disebut sebagai Gudeg Yu Djum Pusat.
Hingga saat ini, Gudeg Yu Djum terus berkembang dengan pesat. Beberapa cabang telah dibuka untuk memenuhi kebutuhan pelanggan di lokasi-lokasi yang mudah dijangkau dan strategis.
Berikut ini cabang dari Gudeg Yu Djum Pusat: